pengaruh budaya keselamatan kerja pada prilaku pekerja di proyek konstruksi



 

Budaya keselamatan kerja memiliki pengaruh yang signifikan pada perilaku pekerja di proyek konstruksi. Menurut UU No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja, tujuan kesehatan dan keselamatan kerja adalah mencegah terjadinya kecelakaan dan sakit akibat kerja serta memberikan perlindungan pada sumber-sumber produksi sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya budaya keselamatan kerja dalam lingkungan konstruksi .

Penerapan budaya keselamatan kerja, seperti safety talk, bertujuan untuk selalu mengingatkan dan memberi informasi kepada pekerja tentang potensi bahaya di tempat kerja dan bagaimana mengendalikan bahaya tersebut. Namun, kurangnya perhatian dari pekerja/karyawan yang bekerja pada proyek konstruksi dapat menyebabkan tingginya kecelakaan akibat hal tersebut.


Keselamatan kerja menjadi aspek krusial dalam lingkungan proyek konstruksi, di mana risiko kecelakaan dan cedera dapat terjadi akibat berbagai faktor. Budaya keselamatan kerja, sebagai nilai dan norma yang diterapkan dalam suatu organisasi, memainkan peran penting dalam membentuk prilaku pekerja di lapangan. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi pengaruh budaya keselamatan kerja pada prilaku pekerja di proyek konstruksi.

1. Kesadaran Keselamatan sebagai Prioritas

Budaya keselamatan kerja menciptakan kesadaran di antara para pekerja bahwa keselamatan adalah prioritas utama. Kesadaran ini memengaruhi sikap mental dan perilaku pekerja di lapangan. Pekerja yang hidup dalam budaya keselamatan yang kuat cenderung lebih memperhatikan tindakan pencegahan, seperti penggunaan peralatan pelindung diri (APD) dan penerapan prosedur keselamatan yang benar.

2. Komunikasi yang Efektif

Budaya keselamatan kerja yang baik mempromosikan komunikasi yang terbuka dan efektif antara manajemen dan pekerja. Komunikasi yang baik memberikan pemahaman yang lebih baik tentang risiko dan langkah-langkah pencegahan yang harus diambil. Pekerja yang merasa didengar dan diberi informasi dengan jelas lebih cenderung menginternalisasi nilai-nilai keselamatan dan mengubah perilaku mereka sesuai dengan norma-norma tersebut.

3. Pembentukan Norma Keselamatan

Budaya keselamatan kerja membentuk norma-norma dalam kelompok pekerja. Jika norma-norma ini mengedepankan keselamatan, maka anggota tim akan saling mengingatkan dan mendukung satu sama lain untuk mematuhi prosedur keselamatan. Sebaliknya, jika norma-norma keselamatan tidak dihargai, risiko kecelakaan dapat meningkat.

4. Tanggung Jawab Bersama

Pentingnya tanggung jawab bersama dalam budaya keselamatan kerja memberikan dampak signifikan pada prilaku pekerja. Setiap individu dianggap memiliki tanggung jawab untuk menjaga keselamatan, bukan hanya untuk dirinya sendiri tetapi juga untuk rekan-rekannya di lapangan. Kolaborasi dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman menjadi landasan utama dalam budaya keselamatan yang kuat.

5. Pengenalan Risiko dan Pelatihan Keselamatan

Budaya keselamatan kerja mencakup pemahaman risiko dan peningkatan pengetahuan melalui pelatihan keselamatan. Pekerja yang memahami risiko potensial dan diberikan pelatihan yang memadai lebih cenderung mengadopsi prilaku yang sesuai dengan standar keselamatan yang ditetapkan.

6. Penghargaan dan Sanksi yang Konsisten

Penghargaan dan sanksi yang diterapkan secara konsisten oleh manajemen memainkan peran penting dalam membentuk prilaku pekerja. Penghargaan untuk perilaku keselamatan yang baik memberikan insentif positif, sementara sanksi untuk pelanggaran keselamatan memberikan peringatan dan konsekuensi yang mendorong perubahan perilaku





Budaya keselamatan kerja fokus pada akar penyebab dari kecelakaan, perilaku, dan cara melakukan pekerjaan. Penelitian menunjukkan bahwa budaya keselamatan yang baik dapat membentuk perilaku pekerja terhadap keselamatan kerja yang diwujudkan melalui perilaku aman dalam melakukan pekerjaan .



Manfaat dari budaya keselamatan kerja di tempat kerja antara lain adalah meminimalkan kemungkinan kecelakaan akibat kesalahan/kelalaian yang dilakukan individu, meningkatkan kesadaran akan bahaya melakukan kesalahan/kelalaian, mendorong pekerja untuk menjalani setiap prosedur aman dalam semua tahap pekerjaan, dan mendorong pekerja untuk melaporkan kesalahan/kekurangan sekecil apapun yang terjadi untuk menghindari terjadinya kecelakaan .

Pentingnya budaya keselamatan kerja juga terlihat dari fakta bahwa proses pembangunan proyek konstruksi merupakan kegiatan yang banyak mengandung unsur bahaya. Oleh karena itu, budaya keselamatan kerja yang baik dapat menciptakan lingkungan yang memotivasi untuk mematuhi aturan keselamatan dan kesehatan kerja, serta mengubah pola pikir pekerja untuk berhenti mengabaikan keselamatan dan kesehatan kerja tanpa takut dipersalahkan oleh berbagai pihak .


baca juga : mengenal leih dekat tentang manajement konstruksi


baca juga : manajement konstruksi menurut para ahli


Dalam penelitian yang dilakukan, terdapat model persamaan struktural yang digunakan untuk menguji pengaruh budaya keselamatan kerja pada perilaku pekerja di proyek konstruksi . Model ini terdiri dari enam faktor budaya keselamatan kerja dan satu faktor perilaku pekerja .

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa budaya keselamatan kerja memiliki pengaruh yang signifikan pada perilaku pekerja di proyek konstruksi. Budaya keselamatan yang baik dapat membentuk perilaku pekerja yang aman dan meminimalkan risiko kecelakaan kerja


Penutup: Menciptakan Lingkungan Kerja yang Aman

Dalam proyek konstruksi, menciptakan budaya keselamatan kerja yang positif tidak hanya melibatkan kepatuhan terhadap aturan dan prosedur, tetapi juga melibatkan transformasi nilai dan norma di antara para pekerja. Pengaruh budaya keselamatan kerja pada prilaku pekerja tidak hanya menghasilkan lingkungan kerja yang lebih aman tetapi juga menciptakan budaya profesionalisme dan saling peduli di antara tim konstruksi. Dengan kesadaran bersama akan pentingnya keselamatan, proyek konstruksi dapat berjalan lebih efisien dan mengurangi risiko kecelakaan yang dapat merugikan baik pekerja maupun proyek itu sendiri.


baca juga : arsitektur proses renovasi pembangunan gedung

baca juga : mengenal apa itu konses builiding information modeling


Komentar

Postingan Populer