Studi Kelayakan Penggunaan Bambu sebagai Material Struktural

 Studi Kelayakan Penggunaan Bambu sebagai Material Struktural.







Bambu adalah material ringan yang berongga. Banyak orang mengira bahwa rongga tengah bambu merupakan kelemahan bagi bambu, padahal hal ini tidak benar. Bambu memang berongga, dan rongga tengah pada bambu sebenarnya merupakan ciri khas kekuatan bambu dan berfungsi sebagai bracer.Bracer dapat memperkuat bambu dan membuat elemen yang biasa digunakan sebagai struktur menjadi lebih ringan dan tidak kaku. Bambu juga memiliki karakter elastis dan tidak mudah pecah sehingga struktur bambu menjadi lebih dapat diandalkan. bambu memiliki potensi sebagai bahan bangunan yang kuat, ringan, dan ramah lingkungan, namun juga perlu memperhatikan kelemahan-kelemahan yang dimilikinya dalam penggunaannya sebagai material konstruksi.


Bambu memiliki beberapa fungsi penting dalam material pembangunan. Beberapa di antaranya adalah:

  1. Sebagai Struktur Bangunan: Bambu digunakan sebagai bahan struktural dalam pembangunan, baik sebagai tiang/kolom rumah, bekisting atau perkuatan dalam proses pencetakan struktur beton bertulang, maupun sebagai material konstruksi untuk jembatan.

  2. Penguatan Jalan: Bambu digunakan dalam proyek pembangunan jalan tol, di mana bambu dipakai sebagai penguatan tambahan dengan memasang material pengalir vertikal pra-fabrikasi, atau PVD serta melaksanakan pembebanan menggunakan material pasir laut.

  3. Scaffolding: Bambu digunakan sebagai perancah (scaffolding) dalam proyek pembangunan gedung. Scaffolding berperan sebagai konstruksi pembantu pada proyek pembangunan gedung, terutama gedung pencakar langit, serta sebagai penyangga bangunan dan keselamatan kerja dalam proyek.

  4. Pembangunan Berkelanjutan: Bambu mendukung pembangunan berkelanjutan di bidang pelestarian lingkungan hidup. Penggunaan bambu sebagai bahan baku bangunan telah lama dilakukan oleh masyarakat di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia.



Pemakaian Bambu Sebagai Bahan Bangunan

  1. Sebagai bekisting atau perkuatan dalam proses pencetakan struktur beton bertulang sesuai dengan bentuk dan ukurannya
  2. Sebagai tiang/kolom rumah; untuk rumah bamboo, sebaiknya dipilih jenis yang cukup kuat dan umurnya tua sehingga struktur kolom rumah bisa kuat dan tahan lama
  3. Sebagai dinding rumah yang disebut juga dengan istilah gedeg; bentuknya berupa anyaman kulit atau daging bambu yang sudah diiris dan dihaluskan
  4. Pada lantai bangunan dengan cara membelah bambu atau secara utuh ditata sehingga membentuk lantai yang kuat.
  5. Struktur rangka atap, seperti dalam pembuatan kuda-kuda bambu, reng bambu, usuk bambu dan bagian lainnya sehingga membentuk struktur atap yang kokoh
  6. Sebagai furnitur seperti kursi atau meja bambu
  7. Sebagai tiang yang ditancapkan agar tanaman di halaman rumah dapat berdiri tegak
  8. Sebagai pagar rumah dengan cara membelah bambu, kemudian disambungkan menggunakan alat sambung paku
  9. Sebagai pintu rumah
  10. Untuk plafon, dijadikan sebagai rangka sekaligus penutup langit-langit menggunakan lembaran anyaman bambu.


baca juga pemahaman tentang detail  engineering design 



Jenis-Jenis Bambu untuk Bangunan

1. Bambu Batu / Petung

Pertumbuhan dari bambu ini dapat mencapai diameter 20 cm dan panjang 25 meter. Biasanya digunakan untuk tiang atau penyangga bangunan, bahan industri pulp dan kertas, kayu lapis, bangunan, mebel, anyaman, peralatan pertanian, dan peternakan.

2. Bambu hitam, pring wulung, peri laka

Pertumbuhan dari bambu ini dapat mencapai diameter 14 cm dan panjang 20 meter. Biasanya digunakan untuk bahan pembuatan instrumen musik seperti angklung, calung, gambang, dan celempung. Jenis ini juga berfungsi untuk bahan industri kerajinan tangan dan pembuatan mebel karena tahan terhadap hama.

3. Bambu apus, pring apus, peri

Diameter dari bambu jenis ini adalah 4-10 cm. Biasanya ini digunakan sebagai tanaman pagar penghias. Batangnya juga dapat digunakan sebagai alat pembuatan pegangan payung, peralatan memancing, kerajinan tangan seperti rak buku, industri pulp, kertas, dan penghalau angin kencang (wind break).


baca juga: audit energi pengertian tujuan dan jenisnya

baca juga: memahami audit struktur bangunan



Keunggulan Bambu

  • Menurut penelitian, bambu lebih kuat dari beton dalam struktur
  • Memiliki sifat fisis dan mekanik yang baik
  • Mudah dibelah, dipotong, dan dibentuk
  • Seratnya elastis, optimal menahan beban tarik, tekan, geser, dan tekuk
  • Rupanya artistik
  • Relatif murah
  • Tidak bersifat polutif
  • Ramah lingkungan karena memiliki siklus hidup kurang dari 6 tahun
  • Mampu mencegah longsor, erosi, serta banjir
  • Ringan

Kelemahan Bambu

  • Rentan lapuk, reyot, tidak tahan air hujan dan api
  • Rawan terkena hama jamur, lumut, rayap, bubuk, dan sejenisnya
  • Umurnya relatif pendek
  • Dalam pengerjaannya, ada beberapa hal sulit, seperti teknik penyambungan antar bambu, atau penyambungan dengan material lain




Teknik Menyambung Bambu Pada Bangunan

  1. Teknik pertama, bambu disatukan dengan cara dipaku begitu saja. Sistem ini sering digunakan pada bambu yang hanya dipakai untuk membuat tangga darurat saat proses pembuatan bangunan sedang dikerjakan.
  2. Untuk konstruksi bangunan, alat penyatunya berupa baut dengan ukuran minimal 12 mm. Agar tidak mudah pecah, sebelum baut dipasang, bambu diberi lubang terlebih dahulu dengan cara dibor, baru kemudian baut dimasukkan dan dilengkapi dengan mur. Baut dapat diganti dengan pasak. Selain lebih kuat, hasil sambungan dengan cara ini juga lebih rapi.Kemudian, agar tampilannya terlihat alami, hasil sambungan dapat ditutup dengan tali ijuk warna hitam atau tali dari serabut kelapa.
  3. Teknik ketiga adalah dengan cara membuat lubang pada satu bambu. Ukurannya disamakan dengan diameter bambu lain yang ingin disatukan. Lubang tersebut digunakan untuk memasukan bambu kedua agar tidak mengalami pergeseran. Ada yang lubangnya hanya satu dan ada juga yang dua sekaligus sehingga posisi bambu yang dimasukan jadi melintang. Agar posisinya makin kuat, teknik penyambungan ini dapat dilengkapi dengan paku pasak.
  4. Untuk proses penyatuan yang disusun secara berjajar, bisa digunakan batang bambu yang ukurannya lebih besar. Caranya adalah dengan menyatukan dua ujung bambu yang ingin disatukan dan disambung. Kemudian, bamboo tersebut tinggal dimasukan ke dalam batang bambu lain yang ukurannya lebih besar. Namun, lubang atau rongga yang ada pada bagian dalam harus punya ukuran diameter yang sama dengan ukuran diameter luar bambu yang ingin disatukan sehingga ujung bambu tersebut bisa masuk dan tetap merekat dengan erat dan kencang.


Komentar

Postingan Populer